3 Pembangkit Listrik Energi Terbarukan & Ramah Lingkungan di Indonesia

Hingga saat ini, sumber listrik yang ada di Indonesia masih didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbahan bakar batu bara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan kalau sampai tahun 2021, PLTU menyumbang sekitar 65,3 % untuk produksi listrik di Indonesia, baru kemudian diikuti oleh sumber energi lainnya. 

Padahal, PLTU batu bara adalah salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca yang menyebabkan krisis iklim yang terjadi di dunia. Bahkan, Badan Energi Internasional (IEA)  menyatakan bahwa bahan bakar fosil batu baru menyumbang hingga 44% dari total emisi CO2 global. Duh, banyak banget ya!

Makanya, sebetulnya sangat penting bagi negara kita untuk meningkatkan penggunaan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.Tapi, apa aja sih emangnya yang bisa jadi sumber listrik selain batu bara? Meskipun jumlahnya masih sedikit, kali ini kita coba intip yuk beberapa jenis sumber energi alternatif yang sudah mulai digunakan di Indonesia!

1. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu / Angin (PLTB)

Pada tahun 2018, Indonesia resmi memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (Angin) yang dibangun di Sidrap, Sulawesi Selatan. PLTB Sidrap memiliki 30 kincir angin atau wind turbin generator yang masing-masing menggerakkan turbin berkapasitas 2,5 megawatt (MW). Sehingga, total kapasitas yang dihasilkan mencapai 75 MW atau dapat mengaliri listrik bagi sekitar 70.000 pelanggan di Sulawesi Selatan. Setelah diresmikannya PLTB Sidrap, terdapat 24 proyek PLTB di sejumlah daerah lainnya yang sedang dikembangkan pemerintah. 

Angin, atau yang dalam bahasa Sansekerta disebut bayu memang merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dinilai lebih ramah lingkungan. Alasannya adalah energi ini selalu tersedia sepanjang waktu dan juga tidak menghasilkan limbah maupun gas-gas yang bisa berbahaya bagi lingkungan dan manusia. 

2. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Selain angin, jenis energi yang juga sangat berpotensi untuk dijadikan sumber energi listrik di Indonesia adalah panas bumi. Indonesia termasuk salah satu negara dengan sumber daya panas bumi terbesar di dunia, terutama karena letaknya yang berada di kerangka tektonik dunia. Diperkirakan bahwa jumlah sumber daya energi panas bumi di Indonesia mencapai 28,5 Giga Watt electrical (GWe). Dengan potensinya yang begitu besar, sayang banget dong kalo nggak dimanfaatkan?

Kalau kamu masih belum familiar, energi panas bumi atau geothermal itu merupakan energi yang bersumber dari panas yang terkandung dalam perut bumi, yang umum dikaitkan dengan keberadaan gunung berapi. Sumber energi ini bisa ditemukan misalnya dalam air panas alami atau uap air. Dilansir dari data Kementerian ESDM, saat ini di Indonesia terdapat 13 PLTP. Beberapa di antaranya adalah PLTP Sarulla di Sumatera Utara, PLTP Darajat di Jawa Barat, dan PLTP Lahendong di Sulawesi Utara. 

3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Siapa nih yang kalau siang-siang suka ngeluh karena teriknya sinar matahari di Indonesia? Psst, padahal adanya sinar matahari yang melimpah merupakan potensi bagi negara kita, lho untuk memanfaatkannya sebagai salah satu sumber energi listrik terbarukan dan ramah lingkungan. Di Indonesia sendiri, saat ini sudah ada sejumlah PLTS yang tersebar di sejumlah lokasi.

PLTS terbesar yang ada ialah PLTS Likupang yang memiliki lahan seluas 29 hektar dengan 64.620 panel surya. Keberadaan PLTS ini pun mampu mendukung sistem jaringan listrik di kawasan Sulawesi Utara dan Gorontalo. Karena mengandalkan sinar matahari, PLTS Likupang hanya beroperasi selama 12 jam, yakni dari pukul 05.30 pagi hingga 17.30 sore. Meskipun demikian, setiap harinya PLTS ini tetap bisa menyalurkan listrik sekitar 15 MW. 

Ternyata ada berbagai pembangkit listrik di Indonesia yang sudah bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT), ya! Meskipun demikian, jumlahnya masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan keberadaan pembangkit listrik bertenaga batubara. Pemerintah sendiri memang memiliki target untuk mencapai target bauran pembangkit EBT sebesar 23% pada tahun 2025. Semoga target ini bisa tercapai, ya! Sementara itu, sebagai masyarakat umum kita bisa terus berkontribusi mengurangi emisi karbon dari penggunaan listrik dengan menggunakannya hanya ketika diperlukan.